ADVERTISEMENT 2. Didi Petet Acting School (DPAS) Sekolah akting satu ini didirikan oleh aktor kawakan, alm Didi Petet. Kurikulum di DPAS juga disusun oleh Didi Petet, loh. Anda akan mempelajari akting lebih jauh, mulai dari aktualisasi diri, konsentrasi, imajinasi & penghayatan, analisa naskah, analisa peran & observasi, dan menciptakan peran. 4 ProCam X Lite. foto: play.google.com. Hampir sama penggunaannya dengan aplikasi sebelumnya, ProCam X Lite tidak menyediakan fitur editing seperti Adobe Lightroom dan VSCO yang dapat mengedit hasil foto pada aplikasi yang sama. Namun jika digunakan sebagai aplikasi fotografi, fitur pada ProCam X Lite lebih lengkap dibanding aplikasi lainnya. 5. individuakan mengekspresikannya dengan berbagai cara. Marah merupakan reaksi emosi yang wajar apabila mampu diekspresikan dengan perilaku yang efektif atau disebut juga dengan normal marah, atau takut sehingga belajar beradaptasi agar emosi tersebut dapat dikontrol (Suriadi & Yuliani, 2006). Anak memahami bahwa mengekspresikan emosi mengidentifikasiberbagai teknik dasar bermain akting teater, 2. mendeskripsikan teknik dasar bermain akting teater berdasarkan olah tubuh, olah suara, dan olah rasa, 3. , menonton pertunjukan melalui VCD, dan sumber belajar lainnya. , gembira, marah, kecewa, ragu­ragu, putus asa, kegelian, lucu, tertawa terbahak­bahak dan berbagai BelajarMengolah Ekspresi di Kelas Akting Bersama Reza Rahadian Foto: SAR. Sabtu (3/11) menjadi hari yang spesial bagi 20 finalis Wajah Femina 2016. Shinta juga sempat bertanya pada Reza tentang cara mengolah emosi dan ekspresi ketika suasana hati sedang gembira namun harus berakting marah. Pesan Reza tetap sama seperti di awal kelas. Vay Tiền Nhanh Ggads. Semakin tenang berbicara, semakin mudah juga Anda menenangkan perasaan dan menahan emosi. Sebaliknya, kata makian atau bentakan akan membuat amarah akan semakin naik Oleh karena itu, cara mengendalikan emosi pada anak yang efektif adalah kendalikan cara bicara Anda sebisa mungkin. Semakin sering dilatih, Anda bisa menguasai diri dan membuat anak mengerti bahwa perilakunya salah. Stanford Children Health menyarankan untuk gunakan kata “saya” daripada kata “kamu” saat sedang marah. Contohnya, “Mama jengkel kalau kamu melakukan ini karena…”, bukan “Kamu bikin Mama jadi stres.” 6. Hindari berkata kasar Stanford Children Health menyebutkan bahwa berkata kasar pada anak juga merupakan bentuk penganiayaan kepada anak. Bahkan, hal tersebut ternyata dapat membekas lama dalam ingatan anak. Oleh karena itu, jika sedang marah, cara mengendalikan emosi pada anak yang perlu Anda latih adalah memilih kata-kata yang baik. Perkataan yang baik dapat membuat anak sadar akan kesalahannya, sedangkan perkataan kasar hanya akan menyakiti hatinya dan membuatnya trauma. 7. Hindari mengancam dengan hal yang mustahil Dikarenakan terbawa emosi, Anda mungkin memberikan ancaman yang tidak mungkin, seperti “Mama akan potong tanganmu kalau kamu pecahkan gelas lagi!” Padahal pada kenyataannya, Anda tidak mungkin memotong tangan anak sendiri, bukan? Ancaman yang mustahil ini dapat menggugurkan kepercayaan anak. Bahkan ia akan menganggap marah Anda tidak berarti apa-apa sehingga tidak menimbulkan efek jera. Selain itu, hindarilah ancaman yang berbau kekerasan. Hal itu secara tidak langsung menjadi contoh bagi anak. Jangan sampai dia mengira bahwa boleh-boleh saja memotong tangan orang lain saat sedang marah. 8. Tundalah berbuat sesuatu saat sedang marah Saat sedang marah, tanyakan pada diri apa yang membuat Anda menjadi marah. Tundalah berbuat apapun sampai amarah mereda. Marah tidak akan berefek apa-apa jika masih tersimpan dalam diri Anda. Ini baru akan berdampak jika Anda bertindak sesuatu. Pada kebanyakan kasus, orang menyesali perbuatannya akibat terbawa emosi hingga melakukan kekerasan pada anak. Oleh karena itu, sebisa mungkin terapkan cara mengendalikan emosi pada anak agar Anda tidak menyesal.

cara belajar akting marah